Saturday, September 22, 2018

Mengenal Klasifikasi Mahluk Hidup

Mengenal Klasifikasi Mahluk Hidup

Berdasarkan Robert H. Whittaker, makhluk hidup dibagi menjadi 5 kingdom. Klasifikasi tersebut didasarkan pada struktur morfologi, anatomi, dan fisiologi makhluk hidup. 


Uniseluler: Organisme bersel satu
Multiseluler: Organisme bersel lebih dari satu

Autotrof: Menghasilkan makanan sendiri
Heterotrof: Tidak dapat menghasilkan makanan sendiri

Prokariotik: Tidak memiliki inti sel
Eukariotik: Memiliki inti sel

1. Kingdom Monera

Monera adalah bakteri yang dibagi menjadi dua, yaitu Archaebacteria dan Eubacteria.

Archaebacteria: bakteri yang hidup di daerah ekstrem dan bersifat kemoautotrof (menggunakan sumber energi anorganik).

Berdasarkan lingkungan hidupnya, Archaebacteria dibagi lagi menjadi 3, yaitu:

Termofil: Lingkungan dengan suhu yang sangat tinggi (panas)
Contoh: Sulfolobus (mencapai 90°C) dan Pyrolobus fumarii (Mencapai 113°C)

Halofil: Lingkungan dengan kadar garam tinggi
Contoh: Halobacterium halobium

Metanogen: Mampu mengoksidasi gas metana
Contoh: Extremophiles, Methanobrevibacter smithii (mencerna gula kompleks di saluran pencernaan manusia)

Eubacteria: Bakteria yang bersifat heterotropik (tidak dapat menghasilkan makanan sendiri)

2. Kingdom Protista

Seperti yang dibilang sebelumnya, Protista merupakan organisme eukariotik dan uniseluler. 

Dibedakan menjadi 3:

Protozoa (Protista mirip hewan)

- Monoseluler

- Heterotrof

- Mikroskopis

- Membelah diri dan konjugasi untuk berkembang biak

Diklasifikasikan lagi berdasarkan alat geraknya:

Rhyzopoda: bergerak menggunakan kaki semu (pseudopodia)
Contoh: Amoeba sp.

Flagellata: bergerak menggunakan flagel (bulu cambuk)
Contoh: Euglena viridis

Cilliata: bergerak menggunakan silia (bulu getar)
Contoh: Paramecium caudatum

Sporozoa: tidak memiliki alat gerak khusus
Contoh: Plasmodium sp.

Alat gerak flagel (Sumber: Microbiology Notes) 

Alga (Protista mirip tumbuhan)
Meskipun mirip tumbuhan, alga tidak termasuk kingdom plantae karena belum mempunyai jaringan khusus (akar, batang, daun sejati). Ini dikarenakan alga masih berupa thalus. Diklasifikasikan lagi berdasarkan pigmennya:

Phaeophyta (alga coklat): pigmen berupa fukosantin
Contoh: Sargassum sp.

Chlorophyta (alga hijau): pigmen berupa klorofil a dan b, karotin, dan xantofil
Contoh: Chlorella sp.

Chrysophyta (alga keemasan): pigmen karotin dan xantofil
Contoh: Navicula sp

Rhodophyta (alga merah): pigmen fikoeritrin
Contoh: Eucheuma spinosum.

Protista mirip jamur
Meskipun mirip jamur, Protista ini tidak dimasukkan ke dalam kingdom Fungi karena pada fase vegetatif (salah satu tahap dalam daur hidupnya), jamur ini bergerak seperti protozoa. 
Diklasifikasikan lagi menjadi 3:

Myxomycota: jamur lendir tidak bersekat
Contoh: Physarium sp.

Acrasiomycota: jamur lendir bersekat
Contoh: Dictyostelium sp.

Oomycota: Jamur air
Contoh: Phytium sp.

3. Kingdom Fungi

Buat yang belum tau, fungi adalah nama lain dari jamur. Mereka adalah organisme heterotrof (tidak dapat befotosintesis). Tubuhnya terdiri dari hifa atau miselium, dan berkembang biak dengan spora (vegetatif) dan konjugasi (generatif).

Ada 4 anggota kingdom Fungi, antara lain:

Zygomycota:

- Hifa tidak bersekat/senositik

- Miselium bercabang-cabang

- Pertemuan hifa membentuk zigospora

Contoh: Rhizopus oryzae dan Mucor mucedo.

Ascomycota

- Hifa bersekat

- Spora membentuk askus (askospora)

Contoh: Saacharomycess dan Aspergillus.

Basidiomycota

- Hifa bersekat

- Makroskopis (kebanyakan dapat dikonsumsi)

- Spora berupa basiodiospora (dihasilkan oleh basidiokarp)

Contoh: Volvariella, Auricularia, dan Pucinia

Deuteromycota

- Hifa bersekat

- Jamur imfecti (jamur tidak sempurna karena belum diketahui fase generatifnya)

Contoh: Dinca versicolor dan Tricophyton

Jamur juga dapat bersimbiosis dengan alga, membentuk Lichenes (jamur kerak).

Contoh:

Alga Cyanophyta dengan jamur Ascomycota

atau

Alga Chlorophyta dengan jamur Basidiomycota 

4. Kingdom Plantae

Kingdom Plantae, atau yang biasa lebih dikenal sebagai tumbuhan, adalah organisme autotrof, multiseluler, dan berdinding sel.

1. Bryophyta (lumut)

bentuk peralihan antara tumbuhan talus ke tumbuhan berkormus
belum mempunyai akar, batang, dan daun sejati
akar berupa rhizoid
jaringan pengangkut berupa jaringan parenkim (batang belum dilengkapi xylem dan floem)
daun kecil dan tersusun oleh selapis sel dengan kloroplas yang berupa jala

a. Struktur Lumut

b. Metagenesis Lumut

Daur metagenesis berupa fase gametofit (fase seksual) dan sporofit (fase vegetatif)
Fase gametofit: protonema yang menghasilkan gamet jantan (anteridium) dan betina (arkegonium)
Fase sporofit: lumut yang menghasilkan spora
Fase gametofit lebih lama dibandingkan fase sporofit

c. Skema Metagenesis Lumut

d. Klasifikasi

1. Lumut Hati (Hepaticeae)

struktur tubuh berupa lembaran dengan banyak lekukan (Contoh: Marchantia sp dengan sifat hermaprodit)
muncul anteridium (anteridiofor) ataupun arkegonium (arkegoniofor) yang lebih terbuka bentuknya
berkembang biak secara aseksual (gamma tumbuh menjadi talus)
berkembang biak secara seksual (menghasilkan kelamin jantan dan betina yang tumbuh menjadi sporofit)

2. Lumut Daun (Musci)

struktur gametofit (struktur generatif)
menghasilkan spora (struktur vegetatif)

3. Lumut Tanduk (Anthecerotaceae)

tumbuhan uniseksual (aseksual dan seksual) (Contoh: Anthoceros sp)
 
2. Pteridophyta (Paku)

tanaman berkormus sejati (memiliki akar, batang, dan daun sejati)
menghasilkan spora: akan membentuk protalium berbentuk jantung (fase gametofit)
struktur tubuh lebih maju dibandingkan lumut
memiliki jaringan pengangkut (xylem dan floem)

a. Metagenesis Paku

Daur metagenesis berupa fase gametofit (fase seksual) dan sporofit (fase vegetatif)
Fase gametofit: protalium yang menghasilkan gamet jantan (anteridium) dan betina (arkegonium)
Fase sporofit: lumut yang menghasilkan spora
Generasi sporofit berumur lebih panjang daripada sporofitnya

b. Skema Metagenesis Paku

c. Klasifikasi

1. Homospora atau isospora

paku yang menghasilkan spora satu jenis dengan besar sama (Contoh: Paku kawat/Licopodium)
2. Heterospora

paku yang menghasilkan spora yang berbeda jenis dan ukuran
kelamin jantan berukuran kecil (mikrospora)
kelamin betina berukuran besar (makrospora)

3.  Paku Peralihan
paku yang menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama tapi sebagian berkelamin jantan dan betina (Contoh: Paku ekor kuda/Equisetum)

3. Spermatophyta

a. Gymnospermae (berbiji terbuka)

tanaman berkayu
pepohonan/perdu dengan sistem perakaran serabut
menghasilkan biji yang tidak tertutup oleh daging buah
berkembang biak secara generatif (pembuahan antara spermatozoid dan ovum yang dihasilkan strobilus jantan dan betina)
hasil pembuahan adalah zigot yang berkembang menjadi embrio atau lembaga
pembuahan tunggal (menghasilkan zigot saja)
dibedakan menjadi 5 kelas:
Kelas Pteridospermae (punah)
Kelas Cycadiinae (pakis), Contoh: Cycas rumphii (pakis haji)
Kelas Gynkioinae, Contoh: Gynkio biloba (Raksasa)
Kelas Coniferinae, Contoh: Pinus merkusii (pinus), Agathis alba (damar)
Kelas Gnetinae, Contoh: Gnetum gnemon (melinjo)
 
b. Angiospermae (berbiji tertutup)

mempunyai bunga (alat perkembangbiakan)
biji tertutup oleh daging buah
dibedakan menjadi dua berdasarkan keping bijinya; monokotil dan dikotil

Contoh Monokotil: Tebu, Anggrek, Kelapa

Contoh Dikotil: Mangga, Tomat

Pembentukan embrio pada Angiospermae:

1. Amfimiksis: melalui pembuahan (penyatuan sperma dan ovum)

Porogami: sperma masuk melalui mikropil
Aporogami: sperma masuk melalui kalaza

2. Apomiksis: tanpa proses pembuahan

Partenogenesis: pembentukan lembaga dari sel telur yang tidak dibuahi
Apogami: pembentukan lembaga dari bagian selain ovum (contoh: sinergid, antipoda)
Embrio Adventif: pembentukan lembaga dari sel nuselus/integumen













Mengenal Klasifikasi Mahluk Hidup Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Fauzi Rahmat

0 comments:

Post a Comment